Pages

Selasa, 28 Februari 2012

Juventus dirugikan wasit? Tidak, malah mungkin ...

Headline berita liga italia sekitar sepekan yang lalu diwarnai oleh kekisruhan yang terjadi karena komentar yang diajukan Antonio Conte ke media, “Biarpun kami mati sekalipun, wasit tidak akan memberikan kami penalti!” hal ini merujuk pada laga melawan Parma yang berakhir imbang tanpa gol. Conte menilai mereka berhak atas setidaknya dua penalti yang diabaikan wasit. Dari pihak manajemen Juventus, Pavel Nedved juga mengamininya.

Kejadian kemarin malam malah menjadi antitesis bagi ucapan Conte. Dalam pertandingan antara dua kandidat terkuat juara Serie-A musim ini, sebuah insiden penting terjadi. Di menit ke-26 dalam keadaan unggul 1-0, Sulley Muntari mencetak sebuah gol melalui sundulan ke gawang Juventus, namun Gianluigi Buffon menjangkau bola kembali keluar gawang. Tayangan kamera menunjukkan bola telah melintasi garis gawang hingga hampir setengah meter sebelum ditarik kembali oleh Buffon. Anehnya, wasit tidak meniup peluit dan pertandingan berlanjut kembali. Menjelang akhir pertandingan, Juventus menyamakan kedudukan dan pertandingan berakhir imbang 1-1.

Kamis, 19 Januari 2012

Kejutan Terbesar Paruh Musim 2011/12: Moenchengladbach

Andaikan Anda masih ingat klasemen akhir Bundesliga 2010/2011, tepatnya sekitar 7 bulan yang lalu dan membandingkannya dengan klasemen saat ini, Anda akan merasa terkejut menemukan satu nama yang saat ini menghuni peringkat empat Bundesliga Jerman. Borussia Moenchengladbach, nama klub tersebut pasti asing bagi mereka yang “baru” mengikuti perkembangan sepakbola dalam satu atau dua dekade terakhir. Akhir musim lalu, mereka harus berjuang mati-matian untuk sekedar bertahan di Bundesliga. Gladbach finish di posisi ke-16 (Bundesliga hanya berisi 18 tim) dan selamat dari degradasi setelah memenangi play-off melawan Bochum.
Lebih mengejutkan lagi jika waktu diputar lebih jauh ke belakang. Tepat setahun yang lalu, setelah melewati 17 pertandingan, mereka berada di peringkat terakhir dengan hanya 10 poin. Keberhasilan  tim berjuluk Die Fohlen itu bertahan di divisi teratas Bundesliga menjadi kisah comeback terhebat dalam sejarah sebuah tim untuk menghindari degradasi.

JUST FONTAINE

          Siapa pencetak gol terhebat di Piala Dunia? Anda mungkin akan memperdebatkan nama-nama seperti Gerd Mueller, Ronaldo, atau Miroslav Klose yang masih memiliki kesempatan mengikuti pagelaran berikutnya pada 2014 nanti . Namun jika memang harus menunjuk satu nama, mungkin jawaban yang paling tepat adalah Just Fontaine.

          Namanya memang terdengar asing. Selain tidak pernah memenangkan gelar juara dunia, ia pun hanya ikut serta dalam satu edisi Piala Dunia, yaitu pada tahun 1958 di Swedia. Namun justru karena itulah statusnya menjadi legenda. Hanya dalam satu kali kesempatan, ia mencetak 13 gol dalam 6 pertandingan! Suatu rekor yang bertahan hingga saat ini, dan mungkin juga masih akan terus bertahan hingga berpuluh tahun mendatang.

Selasa, 17 Januari 2012

Zanetti, Kapten Tua Yang Tak Kunjung Menua

Sekitar awal 2000-an, saat Serie-A Liga Italia masih berstatus liga terbaik di dunia, di sana kita bisa menemukan bukan hanya klub dan pemain terbaik, tetapi juga sejumlah pemimpin muda yang gagah dan berwibawa. Selain Paolo Maldini yang telah menjadi bintang internasional sejak awal dekade 90-an, muncul para kapten belia seperti Alessandro del Piero di Juventus, Francesco Totti di AS Roma, Alessandro Nesta di Lazio, dan Javier Zanetti di Inter.

Siapa yang paling hebat di antara mereka? Well, jika melihat seberapa cepat mereka meraih prestasi puncak, tiga nama pertama pantas dikedepankan.

Kamis, 12 Januari 2012

Frank Lampard, Solusi Sementara United

Di antara sekian banyak isu transfer yang muncul di paruh musim dingin 2011/2012, ada satu yang mencolok perhatian. Manchester United mengaku berminat untuk mendatangkan Frank Lampard, sosok yang selama ini diagungkan oleh fans Chelsea sebagai salah satu idola Stamford Bridge. Meski kemudian tak terealisasi, berita ketertarikan Sir Alex Ferguson terhadap ikon musuh besar mereka jelas sangat mengejutkan.


Tak ada yang meragukan kualitas Lampard sebagai salah satu gelandang serang terbaik di Liga Inggris bahkan di dunia. Keakuratan passing dan positioning mumpuni yang memungkinkannya mencetak gol-gol penting jelas membuktikan kualitas pemain kelahiran yang mengawali karir di West Ham ini. Namun seiring  perjalanan usia yang akan menginjak 34 tahun pada bulan Juni nanti, kemampuannya mulai menurun.

Jumat, 11 November 2011

MANCHESTER UNITED (Champions League 1968)

Sebelum 1968, kenangan yang paling melekat bagi MU sehubungan dengan Piala Champions adalah tragedi jatuhnya pesawat yang ditumpangi skuad MU pada 1958. Tim yang baru saja memastikan tiket ke semifinal ini jatuh sesaat setelah transit di Muenchen. Tragedi ini merenggut nyawa 23 orang, termasuk 8 pemain andalan United. Era emas yang diimpikan MU pun lenyap.

Namun sang pelatih Matt Busby tidak menyerah. Ia kembali dengan membawa pasukan barunya. Tahun 1966 mereka kembali terhenti di semifinal. Dua tahun kemudian, mereka sukses mencapai final untuk pertamakalinya dan kemudian memastikan menjadi juara setelah menaklukkan Benfica 4-1 setelah perpanjangan waktu. Indahnya, final dilangsungkan di Wembley, stadion kebanggaan Inggris.

Sabtu, 08 Oktober 2011

FRITZ WALTER

Bern, 4 Juli 1954. Timnas Jerman sedang dalam perjalanan menuju ke stadion Wankdorf untuk melakoni final Piala Dunia melawan Hungaria, tim terkuat pada saat itu. Di angkasa, langit yang mendung membayangi kota. “Cuacanya Anda, Fritz," bisik pelatih Sepp Herberger kepada kaptennya, Fritz Walter. Sang kapten yang berada di sampingnya, tersenyum dan menjawab dengan percaya diri,  "Saya tidak punya masalah dengannya, Chef."
Beberapa jam kemudian, Walter menjadi orang Jerman pertama yang mengangkat trofi Piala Dunia, mengalahkan sang jagoan Hungaria, meninggalkan maestro Real Madrid, Ferenc Puskas dengan tangis penyesalan. Mengejutkan karena beberapa hari sebelumnya, Hungaria yang sama membantai Jerman 8-3 di babak penyisihan.