Pages

Selasa, 28 Februari 2012

Juventus dirugikan wasit? Tidak, malah mungkin ...

Headline berita liga italia sekitar sepekan yang lalu diwarnai oleh kekisruhan yang terjadi karena komentar yang diajukan Antonio Conte ke media, “Biarpun kami mati sekalipun, wasit tidak akan memberikan kami penalti!” hal ini merujuk pada laga melawan Parma yang berakhir imbang tanpa gol. Conte menilai mereka berhak atas setidaknya dua penalti yang diabaikan wasit. Dari pihak manajemen Juventus, Pavel Nedved juga mengamininya.

Kejadian kemarin malam malah menjadi antitesis bagi ucapan Conte. Dalam pertandingan antara dua kandidat terkuat juara Serie-A musim ini, sebuah insiden penting terjadi. Di menit ke-26 dalam keadaan unggul 1-0, Sulley Muntari mencetak sebuah gol melalui sundulan ke gawang Juventus, namun Gianluigi Buffon menjangkau bola kembali keluar gawang. Tayangan kamera menunjukkan bola telah melintasi garis gawang hingga hampir setengah meter sebelum ditarik kembali oleh Buffon. Anehnya, wasit tidak meniup peluit dan pertandingan berlanjut kembali. Menjelang akhir pertandingan, Juventus menyamakan kedudukan dan pertandingan berakhir imbang 1-1.


Wajar jika kemudian kubu Milan melancarkan protes. Pihak Juventus berkilah kalau mereka juga dirugikan karena gol Alessandro Matri juga dianulir wasit di babak kedua. Namun dalam sepakbola timing mencetak gol juga berperan penting dalam menentukan hasil akhir. Andaikan gol tersebut disahkan, Milan akan unggul dua gol dan arah pertandingan diyakini akan berubah. Unggul dua gol bisa membuat Milan bermain lebih comfort dan hasil akhir akan berbeda. Faktanya musim ini Milan hampir selalu memenangkan pertandingan saat sudah unggul dua gol.

Perhatikan posisi hakim garis, bagaimana mungkin ia tak melihat gol?
Selain itu pada gol Matri, hakim garis bisa terkecoh karena ada dua pemain Juventus yang berdiri berdekatan saat umpan datang, yang satunya offside (Vucinic), satunya lagi tidak (Matri). Tetapi pada saat gol Muntari, hakim garis berdiri sejajar dengan garis gawang sehingga hampir mustahil ia tidak melihat bola melewati garis gawang. Kemungkinannya hanya ada dua, hakim garisnya nggak fokus pada pertandingan yang seharusnya ia awasi, atau ia sengaja tidak memberi respon walaupun mengetahui bolanya masuk.

Nah, jika ia sengaja, lalu kenapa? Apakah korps wasit Serie-A tertekan akibat tuduhan yang dilontarkan Conte seminggu sebelumnya, ataukah ada kemungkinan yang lebih buruk. Saya bukan pecandu teori konspirasi, namun sebagai seorang penggemar Liga Italia selama hampir dua dekade, ironis rasanya karena kesalahan wasit yang seperti disengaja ini seakan membuat kita kembali kepada ingatan buruk Calciopoli di pertengahan 2000-an yang telah menghancurkan kejayaan Liga Italia hingga kini hanya bisa meloloskan 3 klubnya ke Liga Champions musim depan.

Lebih ironis lagi jika mengingat bahwa hal ini terjadi tepat setelah para petinggi Juve mengeluh wasit memusuhi mereka.Minggu lalu, sehubungan tuduhan Conte pada korps wasit, Cesare Polenghi dari Goal.com Asia menyebut bahwa ada 6 keputusan wasit yang mengabaikan penalti bagi Juventus, namun juga mengakui bahwa dua di antaranya hanyalah sentuhan ringan (termasuk saat Pirlo jatuh di menit terakhir melawan Parma yang menurut saya sepenuhnya diving, Pirlo seharusnya dikartu kuning bukannya malah menuntut penalti!) dan satu lagi adalah insiden fifty-fifty yang bagi sebagian wasit bahkan bukan merupakan pelanggaran ringan sekalipun. Jadi Juventus hanya berhak atas 3 penalti (dan tidak semuanya merupakan laga penting dimana satu gol menentukan kemenangan). Bukan jumlah yang begitu spektakuler yang pantas membuat Juve mengeluh begitu kerasnya bahwa wasit memusuhi mereka. Toh banyak tim-tim lain yang dirugikan seperti itu di berbagai liga utama Eropa.

Conte tudingannya "menggoyahkan" wasit
Juventus mungkin memang tidak beruntung dalam hal penalti, namun belum tentu mereka juga dirugikan dalam hal lainnya. Setelah laga kemarin, Juventus malah terlihat diuntungkan, mengingat tim lawan yang dirugikan oleh keputusan wasit adalah pesaing utama mereka, Milan yang seharusnya memuncaki klasemen dengan keunggulan dua angka andai mereka memenangkan pertandingan melawan Juve. Jika di akhir musim Juve meraih gelar juara dengan keunggulan poin tipis atas Milan, maka pihak Milan bisa dipastikan akan menggugat habis-habisan hasil pertandingan kemarin. Dan menilai pada situasi yang terjadi, mereka memang berhak untuk melakukannya.

Manajemen Juve telah membuat keputusan hebat dengan menarik Conte sebagai pelatih untuk mengembalikan La Vecchia Signora sebagai pesaing gelar juara setelah beberapa musim yang menyesakkan, namun jika ia masih mengeluh soal wasit minggu depan, maka kewarasannya akan harus dipertanyakan. Juventus dirugikan wasit? Tidak, malah mungkin sebaliknya.

By: El Khairul