Pages

Selasa, 04 Oktober 2011

BELANDA (Euro 1988)

Timnas Belanda di Piala dunia 1974 akan selalu dikenang sebagai salah satu tim terbaik yang pernah dikenal dunia. Tampil menyerang dengan perpindahan pemain yang tiada henti, Belanda yang dimotori Johan Cruyff dkk. menjadi tim pertama yang memainkan gaya yang dikenal sebagai total football tersebut. Mereka bahkan mendapat gelar keren, "Juara Tanpa Mahkota".

Sayangnya, gelar itu juga berarti pahit karena menegaskan kekalahan mereka dari tuan rumah Jerman di babak final. Untungnya, sang pelatih Rinus Michels tak menyerah.
Sempat mengundurkan diri dari timnas, Michels kembali untuk menangani Belanda yang kali ini diperkuat pilar-pilar seperti Marco van Basten, Ruud Gullit, dan Frank Rijkaard. Puncak prestasi mereka hadir di Euro 1988. Kali ini, total football berhasil mengantarkan De Oranye ke tangga juara.

Sempat kalah di laga pertama melawan Uni Soviet, Belanda bangkit menghajar Inggris 3-1di laga kedua melalui hattrick Van Basten. Di duel penentuan, mereka bertemu Irlandia Utara. Belanda harus menunggu sampai menit-menit akhir untuk memastikan lolos melalui gol tunggal Wim Krieft di menit 82.

Di babak semifinal, Belanda bertemu musuh lama, Jerman Barat. Kenangan buruk dari final 1974 sempat membayangi, apalagi Jerman kembali tampil sebagai tuan rumah. Belanda bahkan tertinggal lebih dulu melalui gol Lothar Matthaus. Namun, kali ini kemenangan berpihak kepada De Oranye. Menyerang habis-habisan, Belanda sukses membuat dua gol balasan melalui Ronald Koeman dan van Basten di menit 74 dan 88.

Di final, Belanda kembali bertemu dengan Uni Soviet. Sial bagi Si Beruang Merah, Belanda kali ini telah mencapai performa terbaik mereka. Berbeda dengan laga pembuka, Belanda sukses mendominasi permainan dan mencetak gol pertama melalui sundulan sang kapten Ruud Gullit. Sembilan menit setelah turun minum, Belanda memastikan diri menjadi juara baru Piala Eropa setelah Marco van Basten memastikan titel juara melalui sebuah gol luar biasa yang dikenang sebagai salah satu gol terbaik dalam sejarah Piala Eropa. Cara yang tepat untuk mengantarkan titel internasional pertama bagi De Oranye.


TAKTIK dan STRATEGI


Van Breukelen



Rijkaard

Koeman

Van Aerle



Van Tiggelen

Wouters

Muhren

Vanenburg


Koeman





Gullit

V Basten
Belanda di bawah asuhan Michels tetap mengusung sepakbola menyerang. Bedanya kali ini formasi yang digunakan bukan 4-3-3, melainkan 4-4-2, Namun saat pertandingan, perbedaan strategi ini tak kentara karena prinsip dasar total football mengharuskan para pemain untuk selalu berpindah tempat.
Selain trio Gullit, Rijkaard dan van Basten, tim Belanda kali ini banyak diisi para punggawa PSV Eindhoven yang baru saja memenangkan liga Champions 1988. Di antaranya kiper Hans van Breukelen, duo bek Ronald Koeman dan Berry Van Aerle, sayap kanan Gerald Vanenburg, serta striker Wim Kieft yang kerap dimasukkan saat serangan deadlock.
Bintangnya adalah sang kapten Gullit. Sejatinya pemain berambut gimbal ini adalah gelandang. Tapi Michels memberi kebebasan penuh bagi pemain berdarah Suriname itu untuk berekspresi. Gullit menjadi pemain bebas yang boleh menjelajahi seluruh sisi lapangan. Dengan skill individu yang mumpuni, ia bisa menjadi pemain bertahan, pengatur serangan sekaligus pencetak gol. Dari sinilah muncul istilah free player atau pemain bebas dalam sepakbola.


Ini lalu didukung oleh daya tahan Rijkaard di belakangnya yang cenderung lebih berperan sebagai gelandang bertahan yang menghentikan serangan lawan dari tengah lapangan daripada bek tengah murni. Dengan penyelesaian dari striker sekelas Van Basten, serangan Belanda pun menjadi sangat menakutkan.