Pages

Kamis, 29 September 2011

OLIMPIQUE MARSEILLE (Champions League 1993)


Marseille muncul secara mengejutkan sebagai juara Liga Champions 1993 yang merupakan edisi ke 38 kompetisi terakbar sepakbola antarklub eropa ini, sekaligus yang pertama dalam format baru.
Memulai kompetisi dari babak pertama, Marseille sukses menggulung wakil Irlandia Utara, Glentoran dengan skor agregat 8-0. Lawan berikutnya adalah juara Rumania, Dinamo Bucharest. Setelah hasil imbang di Bucharest pada leg pertama, Alen Boksic mencetak dua gol di laga kedua untuk mengantarkan Marseille ke babak penyisihan grup.
Dalam babak penyisihan grup,
Marseille tergabung dengan Glasgow Rangers, Club Brugge, dan CSKA Moskow yang di babak sebelumnya berhasil menyingkirkan juara bertahan Barcelona. Marselle terttahan dengan hasil imbang di laga pertama di Glasgow, Marseille lalu menggebrak dengan dua kemenangan telak 3-0 dan 6-0 atas Brugge dan Moskow.
Rangers kembali memaksakan hasil imbang pada laga kedua di kandang Marseille. Melakoni  laga hidup-mati di pertandingan terakhir melawan Brugge, Marseille unggul cepat melalui gol Boksic, sementara Rangers harus puas bermain imbang dengan Moskow. Marseille lolos ke final sebagai juara grup
Di babak final, AC Milan sudah menunggu. Sang raksasa italia terlihat siap merengkuh gelar keenamnya setelah memborong seluruh kemenangan di babak grup. Milan memulai laga dengan baik melalui permainan atraktif para bintangnya seperti Van Basten, Rijkaard dan Lentini akan tetapi kesulitan menembus pertahanan Marseille yang digalang Marcel Desaily.
Dua menit sebelum rehat, Basile Boli sukses menyundul bola ke gawang Sebastian Rossi. Milan lalu menyerang habis-habisan di babak kedua, namun tidak membuahkan hasil. Les Phoceens menjadi juara Liga Champions pertama dari Prancis. Ironisnya beberapa minggu kemudian, kasus penyuapan di liga lokal terungkap. Marseille dihukum pencabutan gelar liga Prancis, turun ke divisi 2, dan dilarang tampil di kejuaraan Liga Champions berikutnya sehingga tak bisa mempertahankan gelarnya.
TAKTIK dan STRATEGI

Barthez



Desaily

Boli

Angloma



Di Meco


Deschamps


Sauzee



Eydelie






Boksic
Voeller
A. Pele

Marseille dilatih oleh Raymon Goethals, seorang pelatih asal Belgia yang terkenal dengan aksen khas Brusselnya. Goethals mengandalkan pola 4-3-3. Di lini belakang duet tangguh Boli dan Marcel Desaily membentengi gawang Fabien Barthez.
Didier Deschamps, jangkar sekaligus kapten tim yang masih berusia 24 tahun, memegang peranan penting dalam strategi Goethals, termasuk saat partai final di mana ketenangannya sukses menghadang kreativitas duet Rijkaard dan Albertini. Kelak Deschamps membuktikan dirinya sebagi pemimpin para juara ketika ia juga mengapteni Prancis meraih Piala Dunia.
Kekuatan utama Marseille ada di lini depan. Meskipun ofensif tidak menjadi prinsip permainan mereka, keberadaan 3 striker kelas dunia membuat serangan Marseille selalu menjadi teror bagi lawan-lawannya. Boksic adalah pasangan sehati Davor Suker di timnas Kroasia. Di Marseille, ia membentuk trio maut dengan striker Jerman Rudi Voeller dan kapten Ghana Abedi “Pele” Ayew. Mereka didukung gelandang serang eksplosif Franck Sauzee di sisi kanan.