Pages

Rabu, 05 Oktober 2011

JOHAN CRUYFF

Anda tahu Johan Cruyff? Berjaya selama era 1970-an, dia adalah salah satu pemain bola terbaik yang pernah ada di dunia. Jika sampai anda-sebagai football fans- tak mengenalnya, sungguh ter-la-lu!
Secara individu, Cruyff punya segalanya, teknik, kecepatan, dribbling dan naluri mencetak gol yang tinggi. Tetapi yang paling membuatnya disegani adalah pengorbanan diri terhadap timnya dalam sebuah sistem permainan untuk mencapai kemenangan. Cruyff pada dasarnya adalah tipikal pemain tim, akan tetapi seperti sebuah permata yang tercelup ke dalam lumpur, Cruyff tampak jauh lebih bersinar dibandingkan tim itu sendiri.
Dengan segala kehebatannya, ia tentu saja sangat layak untuk disebut sebagai salah satu pemain terbaik dunia, seorang juara sepakbola. Nah, berikut ini adalah sedikit kisah hidup dari sang  legenda di saat ia masih menjadi pemain, dikutip dari Wikipedia dan beberapa situs lainnya:
Johan Cruyff  (Hendrik Johannes Cruijff ) lahir di Amsterdam, Belanda, 25 April 1947. Sejak kecil ia bergabung dengan tim junior kotanya. Bakat luar biasa yang ia tunjukkan mengantarnya memainkan debut pertama untuk Ajax pada 15 November 1964 pada usia 17 tahun melawan Groningen. Debutnya dihiasi kekalahan 3-1 dan Cruyff mencetak satu-satunya gol untuk Ajax. Musim itu Ajax menyelesaikan musim di peringkat 13.
Semusim kemudian Cruyff mulai menunjukkan bakatnya bersama Ajax dan membawa klub tersebut meraih gelar liganya. Cruyff mencetak 25 gol dalam 23 penampilan bersama Ajax musim itu. Pada musim berikutnya Ajax kembali mempertahankan gelar juara liganya dan Cruyff mencetak 33 gol sekaligus meraih gelar top scorer. Musim ketiganya bersama Ajax Cruyff kembali meraih trofi Liga dan meraih gelar sebagai pemain terbaik Belanda. Pada musim yang sama Ajax mengejutkan dunia dengan mencapai final Liga Champion untuk yang pertama kalinya dalam sejarah klub. Namun dalam final Ajax dikalahkan AC Milan 4-1.
Ajax kembali meraih trofi Liga pada musim 1969/70, pada musim inilah Cruyff mengganti seragam no.9 dengan no.14, yang kemudian menjadi legendaris. Nomor ini kini dipensiunkan di Ajax untuk menghormati Cruyff.  Di musim berikutnya Cruyff lewat peragaan sepakbola atraktif yang kemudian dinamai oleh media Total Football, meraih trofi Liga Champion untuk pertama kalinya dalam sejarah klub, mengalahkan Panathinaikos 2-0 di final.
Gaya menyerang Ajax lewat pergerakan pemain tanpa henti dan Cruyff sebagai pusat permainan kembali mengantarkan Ajax meraih gelar keduanya di Liga Champion mengalahkan Inter Milan 2-0 di final. Pada kompetisi domestik Ajax kembali meraih liga Belanda. Pada musim gugur Ajax meraih trofi Piala Interkontinental dengan mengalahkan wakil Amerika Latin, Independiente 1-1 dan 3-0. Cruyff bersama Ajax juga meraih Trofi Piala Super Eropa, mengalahkan Glasgow Rangers 3-1 dan 3-2. Musim 1972/73 Ajax kembali meraih trofi Liga Champion untuk yang ketiga kalinya secara berturut-turut dengan mengalahkan Juventus 1-0 di final.
Pindah ke Spanyol
Pada musim panas 1973 Cruyff ditransfer oleh Barcelona senilai $2 juta. Total Cruyff telah mencetak 251 gol untuk Ajax dalam semua ajang kompetisi. Ia juga meraih gelar sebagai Pemain Terbaik Dunia pada musim 1970/71 dan 1972/73. Kehadiran Cruyff di Barça langsung disambut meriah oleh para fans karena Cruyff secara terang-terangan lebih memilih FC Barcelona dibanding dengan rival abadi mereka Real Madrid. Trofi Liga pertama (dan juga terakhir) Cruyff untuk FC Barcelona diraih pada musim pertamanya berseragam Barça.
Selama di Barcelona, Cruyff mencetak salah satu gol terbaiknya, The 'Phantom' Goal.  Dalam sebuah pertandingan melawan Atletico Madrid, Cruyff melompat ke udara, memutar badannya sehingga membelakangi gawang, lalu menendang bola melewati kiper lawan dengan tumitnya . Gol itu dijuluki Le but impossible de Cruyff (Cruyff's impossible goal). Total 48 gol dicetak oleh Cruyff dalam 143 penampilan bersama El Barca.
Piala Dunia 1974
Puncak karier Cruyff  terjadi di Piala Dunia 1974. Di bawah asuhan pelatih Rinus Michels, Cruyff memimpin kawan-kawannya menampilkan total football kepada publik sepakbola dunia. Mereka menghajar tim-tim besar seperti Uruguay, Argentina, dan Brasil untuk meraih final pertama Belanda. Sayang perjalanan Oranje terhenti di final, kalah 2-1 oleh tuan rumah Jerman Barat. Namun, timnas Belanda 1974 dikenang sebagai salah satu tim terbaik yang pernah ada. Cruyff sendiri mendapatkan gelar sebagai pemain terbaik di Piala Dunia tersebut.  
Cruyff lalu menolak tampil di Piala Dunia 1978 karena alasan pribadi. Awalnya, keputusan Cruyff menolak membela negaranya di Piala Dunia setahun setelahnya disebut-sebut karena reaksinya terhadap kediktatoran militer di Argentina yang menjadi tuan rumah gelaran akbar tersebut. Namun, beberapa tahun kemudian, Cruyff menyatakan kekerasan yang  ia dan dan keluarganya terima sebagai penyebabnya.
Peristiwa tak mengenakkan tersebut terjadi setahun sebelum Piala Dunia 1978 di Argentina. Ia dan keluarganya ditodong dan diikat di rumah mereka di Barcelona. Insiden tersebut lantas membuatnya pensiun dari sepakbola internasional dan memutuskan untuk tidak membela Oranje di Argentina. Total Cruyff mencetak 33 gol dalam 48 penampilannya bersama Oranje.


Setelah Piala Dunia
Karier Cruyff yang mulai menurun membuatnya menerima tawaran dari Amerika Serikat untuk bergabung dengan LA Aztecs. Setahun kemudian ia pindah ke klub Washington Diplomats. Seusai petualangannya di Amerika, Cruyff diminta kembali ke Ajax untuk mengisi posisi penasihat teknik pelatih Leo Beenhaker. Namun keinginannya untuk bermain membawanya kembali ke liga Spanyol bersama Levante yang tampil di divisi 2 Spanyol. Cruyff tampil hanya dalam 10 pertandingan dan mencetak 2 gol, ia menderita cedera parah dan harus absen selama semusim.
Cederanya Cruyff membuat kontraknya tidak diperpanjang. Pada Desember 1981, Cruyff kembali ke Ajax sebagai pemain dan melakoni duel comeback dengan seragam Ajax pada tanggal 6 Desember 1981 melawan Haarlem. Ajax menang 4-1 dengan Cruyff mencetak gol pertama. Pada musim 1981/82 dan 1982/83 Ajax bersama Cruyff memenangkan trofi Liga Belanda. Pada 1983 Ajax membuat keputusan untuk tidak memperpanjang kontrak Cruyff. Cruyff yang marah memutuskan pindah ke rival Ajax, Feyenoord Rotterdam. Ia menegaskan kehebatannya dengan membawa klub tersebut juara liga dan juara piala KNVB pada musim 1983/84. Cruyff kemudian pensiun sebagai pemain.
Karier: Ajax (1964-1973, 1981-1983), Barcelona (1973-1978), LA Aztecs(1979-1980), Washington D(1980-1981), Levante (1981), Feyenord (1983-1984)
Karier Timnas : Belanda (1966-1978, 48 caps, 33 gol)
Johan Cruyff layak disebut El Champion karena:
di Ajax:
Juara Piala Champions 1971, 1972, 1973, Juara Liga Belanda 1966, 1967, 1968, 1970, 1972, 1973, 1982, 1983, Juara KNVB Cup 1967, 1970, 1971, 1972, 1983, , Juara International Cup 1972, Juara Piala Super Eropa 1972, 1973
di Barcelona:
Juara Liga Spanyol 1974 dan Copa del Rey 1978
di Feyenoord:
Juara Liga Belanda 1984 dan KNVB Cup 1984
titel pribadi:
Pemain Terbaik Piala Dunia 1974, Pemain Terbaik Eropa Abad 20 (IFFHS), Pemain Terbaik Eropa 1971, 1973, 1974, Pemain Terbaik Belanda  Abad 20 (KNVB), Pemain Terbaik Belanda 1967, 1968, 1969, 1971, Atlet Terbaik Belanda 1973, 1974, Top Skorer Eropa 1967, Top Skorer Liga Champions 1972, Top Skorer Liga Belanda 1967, 1972.